THE SECRET OF INSPIRING COMPANY
0Friday, April 4, 2014 by zidniezou
Lagi
lagi penulisan artikel ini berawal dari ketertarikan saya tentang Brand Management yang diawali dengan
mempelajari tentang Brand Value dari berbagai global companies. Ada beberapa lembaga survey yang biasa memberikan
ranking pada berbagai perusahaan di dunia dengan berbagai jenis industry
kemudian merangkumnya dalam versi Top 100 atau Top 50 pada umumnya. Ada juga
lembaga survey yang memeringkatkannya per kategori industry saja misalnya dari
perusahaan kosmetik atau perusahaan otomotif saja. Yang paling menarik dari
mempelajari laporan Brand Value ini
adalah adanya pembahasan mengenai prediksi perkembangan setiap jenis perusahaan
ke depannya sehingga bisa memberikan gambaran trend industri nantinya.
Kali
ini saya ingin menulis artikel tentang The
Most Inspiring Company versi saya yang berisi mengenai rahasia mengapa
perusahaan ini bisa sangat sukses dan inovatif. Sebuah perusahaan yang bisa
dibilang mempunyai nilai-nilai yang hampir sama dengan nilai-nilai/ idealisme
hidup saya dan juga karena kesuksesannya dalam membangun perusahaannya. Bisa
dibilang ini perusahaan yang GUE BANGET, tapi bukan sekedar karena ini
perusahaan yang besar, terkenal, dan sukses. Everybody wants to work here. Bukan itu masalah utama saya
mengagumi perusahaan ini karena the way this
company builds and runs the business is just really inspiring me dan memacu
saya terutama dalam berpegang teguh terhadap sebuah idealisme yang kita pegang.
Kira-kira apakah anda tahu apa nama perusahaan ini? Try to guess it ya!
Awal
saya sangat tertarik dengan perusahaan ini adalah karena dalam beberapa versi
dari banyak lembaga survey, baik itu dalam hal Brand Value, Inovasi, Leadership,
dll hampir perusahaan ini menempati 3 besar bahkan mostly peringkat 1. Saya sebagai orang yang sosialis sebenarnya
kurang cocok dengan berbagai perusahaan yang sebagian besar mementingkan profit
dan penjualan diatas segalanya alias Kapitalis. Mereka menciptakan kemasan
perusahaan yang apik sehingga terlihat sangat sosialis dan professional padahal
ujung-ujungnya adalah menciptakan duit. Menurut saya program CSR (Corporate Social Responsibility) yang
ada di perusahaan sekarang hanyalah usaha untuk mendapat nama baik saja.
Berbeda dengan perusahaan yang memang benar-benar menjalankan bisnisnya secara
filantropis/ sosialis yang mendukung kepentingan sosial, lingkungan, dan
sustainability di dalam semua proses bisnisnya. Ya memang ini semua karena
beberapa perusahaan mempunyai stakeholders
yang selalu menuntut duit.
Yap,
akhirnya saya perlu menyebutkan perusahaan yang sangat menginspirasi saya yaitu
GOOGLE. Awalnya saya hanya ingin belajar mengenai rahasia suksesnya dengan
membeli beberapa buku. Saya ingin mengetahui bagaimana brand management dari Google yang bisa mempunyai brand value yang sangat tinggi. Acuan
utama penulisan artikel ini adalah dari buku INSIDE LARRY AND SERGEY’S BRAIN yang saya beli online di Gramedia.
Jadi mungkin ada sejumlah fakta atau angka yang berbeda dengan sumber lain.
Yang pasti, hal terpenting adalah perusahaan ini memberikan wawasan, motivasi,
dan yang utama adalah inspirasi. Dan, yang lebih penting lagi adalah semoga
anda terinspirasi dari artikel saya ini hehe
Larry
Page dan Sergey Brin adalah Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komputer di Stanford
University. Sebelumnya, Larry adalah seorang Sarjana Teknik dan juga sempat
mengambil beberapa kelas bisnis dalam program sarjananya. Sergey memperoleh gelar
sarjana ganda untuk Matematika dan Ilmu Komputer. Larry adalah Product Division Head di Google,
sedangkan Sergey adalah Technology
Division Head di Google. Larry adalah ahli strategi utama Google dengan
ketajaman bisnis dan gerakan praktisnya, sedangkan Sergey adalah ahli teknologi
dan idealis utama Google dengan gagasan brilian dan tingkat moral yang kuat. Mereka
berkolaborasi dengan baik seperti dua belahan otak yang saling melengkapi. Secara
tidak langsung, inilah resep pertama kesuksesan Google yaitu mempunyai partner
yang saling percaya dan melengkapi. Terbentuknya Google terinspirasi dari
proyek tugas kuliah mereka untuk pencarian makalah riset. Larry sebagai orang
yang mempunyai business insight yang baik menemukan peluang besar dari proyek
tugas kuliah mereka. Keduanya kemudian menyusun model bisnis untuk era internet
yang fokus pada pemasangan iklan kecil dengan harga murah sehingga
menguntungkan korporasi kecil dan individual daripada elite bisnis. Larry dan
Sergey adalah seorang yang idealis, mereka percaya bahwa internet bisa membuat
dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Awal
ide pemasangan iklan yang digagas oleh Larry dan Sergey ternyata belum memenuhi
kebutuhan konsumen individual dan korporasi kecil karena pada waktu itu bisnis
masih dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar dimana perusahaan kecil dan
menengah masih minim. Proyek pilot Google selanjutnya berupa teknologi baru
yang dapat menemukan dokumen yang tepat (search
engine) di perpustakaan internet. Awalnya Larry dan Sergey tidak berniat
mengkomersilkannya. Dari sinilah sosok orang yang sosialis dan filantropisnya terlihat
(ini salah satu hal utama kenapa Google sangat menginspirasi saya karena
dinahkodai oleh dua orang yang sosialis/ filantropis, mereka bukan kapitalis
yang seringkali mengejar duit). Larry kemudian menambah gagasan mengenai search
engine-nya itu berupa penambahan tautan antar situs dan tautan terpopuler.
Craig Silverstein merupakan orang ketiga dibalik Google. Dia adalah karyawan
pertama Larry dan Sergey yang juga merupakan teman kuliah di jurusan yang sama.
Pada awalnya mesin pencari ini hanya bisa menganalisis 30-50 halaman/detik
hingga sekarang bisa jutaan halaman/detik. Pendekatan Google dalam konsep mesin
pencari ini adalah mengubah seluruh web menjadi suatu persamaan besar dengan
beberapa juta variable (pengembangan matematika untuk pemecahan masalah).
Pada
saat itu sekitar pertengahan tahun 1998, Yahoo! merupakan salah satu situs
internet pertama yang menguasai WWW dengan nilai saham US$100/ share hingga
mencapai nilai US$230/ share pada akhir 1999. Namun pada pertengahan 2000,
nilai sahamnya turun menjadi US$5/ share karena isu Y2K (Year to Kilo) yaitu perubahan tanggal dari 31 Desember 1999
(991231) menjadi 1 Januari 2000 (000101). Pada waktu itu, banyak orang/
perusahaan yang memperbaharui perangkat computer mereka karena mereka
menganggap bahwa 000101 berarti per tanggal 1 Januari 1900 yang bisa
menyebabkan kerusakan komputer. Kejadian ini menyebabkan saham perusahaan komputer
melambung tinggi padahal ternyata tidak ada dampak pada perangkat komputer
sehingga harga saham perusahaan komputer menjadi anjlok lagi pada pertengahan
2000 padahal baru saja melambung pada awal 2000.
Ini
adalah cerita awal sebuah kegagalan kecil yang menciptakan kesuksesan yang
hebat. Larry dan Sergey awalnya mau menjual teknologi mesin pencari ini kepada
mesin pencari lain. Namun, sayang sekali tidak ada perusahaan yang mau
membelinya karena alasan utama yaitu harga jual US$ 1 Juta yang terlalu mahal
untuk sebuah produk yang masi berupa konsep. Kalau saja pada waktu itu ada
perusahaan yang mau membelinya, sekarang ini pasti tidak ada yang namanya
Google. Inilah sebuah kegagalan kecil yang menciptakan kesuksesan yang hebat
yang saya maksud. Akhirnya, Google resmi didirikan pada 7 September 1998 di
sebuah ruang garasi dengan Larry Page sebagai 1st CEO Google. Ya, ini juga salah satu yang mengispirasi saya yang experience in failure bahwa kegagalan itu bukan suatu keterpurukan, namun jika kita bisa mengantisipasinya dengan baik maka kegagalan bisa menjadi kekuatan.
Kandidat
nama mesin pencari yang diciptakan oleh Larry dan Sergey pada awalnya adalah What Box. Namun nama ini terdengar
hampir sama dengan Wet Box yang
merupakan situs porno sehingga tereliminasi. Kemudian ada yang menyarankan
tentang lambang angka terbesar (Kasner) yaitu 10100 atau Googol.
Dari sinilah nama Google tercipta. Kawasan kompleks kantor Google pun diberi
nama Googleplex yang berasal dari kata Googolplex
atau 10 kali dari Googol. Selanjutnya,
setelah Larry dan Sergey gagal menjual mesin pencarinya, mereka mulai
merencanakan untuk mendirikan perusahaan teknologi sendiri. Investor awal pada
kala itu adalah Andy Bechtolsheim, David Cheriton (Profesor Stanford), Stanford
University (yang memegang hak paten PageRank hasil karya Larry), Ron Conway, dan
Ram Shiram (Amazon). Nilai awal perusahaan Google pada saat berdiri adalah US$
125 Juta dimana setiap US$ 12,5 Juta mendapat pengembalian 9%. Larry dan Sergey
merupakan pemegang saham mayoritas dalam perusahaan ini walaupun mereka tidak
secara langsung mengeluarkan uang ratusan juta dollar. Dari situ mereka mulai
berpindah-pindah kantor hingga ke Googleplex sampai sekarang. Dari sini saya
bisa sedikit menyimpulkan kenapa Google
is as big as now karena nilai awal perusahaan ini memang sudah sangat besar
pada awal berdirinya. Bisa dibilang ini resep kedua dari kesuksesan Google.
Berbicara
mengenai Google tentunya tidak akan habis dalam satu posting artikel ini saja. Halaman
yang saya tulis sampai baris ini hanya segelintir hal mengenai kehebatan
Google. Baik, rahasia ketiga Google adalah melakukan People Innovation dengan menciptakan tema kantor Google yang
sebagian bernuansa kampus dan sebagian bernuansa taman bermain. Google menciptakan
fasilitas kantor yang gak ada duanya dengan perusahaan lain. Fasilitas ini adalah
sebuah hadiah dari Google untuk karyawannya agar mempunyai semangat kerja yang
diharapkan bisa menciptakan inovasi dan sesuatu yang bernilai. Yap, Google
menciptakan atmosfer tempat kerja yang ramah dan bersemangat untuk meredam
tuntutan pekerjaan. Google selalu menyediakan makan gratis untuk karyawannya
selama di kantor. Hal ini untuk menciptakan produktivitas karena urusan perut
merupakan salah satu penyebab utama karyawan kurang produktif. Daripada membeli
makan siang di luar kantor yang membuang waktu, lebih baik menggunakan waktu
itu untuk berfikir tentang inoovasi atau sesuatu yang bernilai. Ide People Innovation ini diilhami dari
Larry karena pengalaman tidak mengenakan yang dialami Kakeknya ketika bekerja
di salah satu pabrik mobil di Flint, Michigan.
Kantor Google Jakarta (Sentral Senayan II)
Salah
satu kegagalan terbesar Google yang menciptakan kesuksesan yang lebih besar
adalah ketika melakukan IPO (Initial
Public Offering) atau Go Public
dengan mendaftarkan perusahaannya di lantai bursa pasar modal pada Agustus 2004,
lima tahun setelah berdiri. Namun, ternyata harga saham awal yang ditawarkan
US$ 108 – 105/ share membuatnya jatuh ke US$ 85/ share. Kesalahan utama Google
bisa dilihat pada penetapan harga seperti pada saat pertama kali Larry dan
Sergey menawarkan ke perusahaan mesin pencari sebesar US$ 1 Juta, sama seperti
IPO yang mencatok harga terlalu tinggi untuk perusahaan yang baru berdiri
selama 5 tahun. Para calon investor seolah-olah menghindar karena saham ini
membawa virus Anthraks. Namun, dampak penurunan harga saham diawal ini membuat
nama Google menjadi banyak dibicarakan sehingga menjadi sebuah media marketing
yang ampuh. Nama Google justru semakin bagus sehingga melambungkan pangsa
pasarnya karena orang menjadi penasaran dengan Google. Ya, inilah yang saya
sebut sebagai satu kegagalan terbesar Google yang menciptakan kesuksesan yang
lebih besar. Apakah ini resep keempat Google bisa sukses? Yakni menciptakan
kontroversi harga saham saat IPO? Hmmmmm….
Semakin
tinggi suatu pohon, semakin banyak pula angin badai yang menerjang. Begitu pula
dengan Google. Jangan sangka bahwa perusahaan ini adem ayem tanpa masalah. Isu yang
paling panas tentang Google adalah adanya diskriminasi antara pegawai bagian teknis
dan non-teknis. Pegawai bagian non-teknis seakan dianaktirikan dengan pegawai bidang
teknis dalam hal fasilitas. Pegawai teknis memiliki fasilitas yang lebih bagus
dari pegawai non-teknis misalnya dari lokasi tempat kerja dan penyediaan makanan.
Atasan Google berpikir bahwa pegawai bagian teknis mempunyai pekerjaan yang
lebih berat dan stressful sehingga mereka butuh suasana kerja yang lebih. Selain
itu, pegawai teknis lebih banyak lembur sehingga penyediaan makanannya bisa
hingga malam. Selain itu, ada isu pemotongan tunjangan pegawai karena fasilitas
mewah di kantor.
Mungkin
saya hanya akan membahas mengenai 5 rahasia sukses Google disini (walaupun
pastinya ada banyak). Sebagai resep terakhir rahasia sukses Google adalah cara
menjalankan bisnisnya yang sosialis filantropis, seperti kedua pendirinya Larry
dan Sergey. Larry dan Sergey menjadikan Google sebagai pusat kegiatan
filantropi pada usia muda, mereka telah berpikir jauh tentang isu moral terkait
teknologi dan bisnis. Google.org merupakan wadah amal Google yang didirikan
pada Oktober 2005, sekitar 6 tahun setelah Google berdiri. Informasi seputar Google.org
bisa dilihat di website http://www.google.com/giving/.
Berbeda dengan Microsoft yang didirikan pada tahun 1975, Bill Gates memulai
kegiatan amalnya pada tahun 1997 ketika mengunjungi India. Sekitar 25 tahun
setelah Microsoft berdiri, Bill and Melinda Gates Foundation dibentuk. Bill Gates
berusaha menjadi pengusaha yang berhasil terlebih dahulu kemudian baru menjdi
seorang filantropis pada usianya yang beranjak tua. Berbeda dengan Larry dan
Sergey yang mendirikan Google.org pada saat perusahaan mereka baru mulai berkembang
pada tahun 2005. Mereka percaya bahwa dengan memberi maka mereka tidak akan
kehilangan tetapi justru akan menerima lebih banyak. Beberapa aksi moral kecil yang
dilakukan Google misalnya menolak menerima iklan rokok dan minuman beralkohol.
Google
bermimpi untuk mengumpulkan karya yang sudah tidak diterbitkan lagi dalam
bentuk digital dengan memindai dan mendigitalisasi setiap buku di dunia
sehingga mendukung penelitian-penelitian di berbagai bidang. Selain itu, Google
berambisi untuk memasuki bidang perangkat lunak komputer perusahaan yang bisa
digunakan secara online. Misi utama Google adalah mengambil alih seluruh industry
komputer. Google tidak mencoba berkompetisi secara langsung dengan Microsoft
maupun Apple sebagai competitor utamanya. Yang paling penting bagi Google dalam
bisnisnya adalah selalu berinovasi dan menciptakan sesuatu yang bernilai sesuai
dengan permintaan pasar.
“INTERNET
ADALAH SEBUAH GEMPA BUMI DAN GOOGLE ADALAH TUKANG REPARASI YANG MENCOBA
MENYATUKAN DUA BAGIAN YANG TERBELAH.”
Category Lectures, Motivation, Thought
Powered by Blogger.