RSS Feed

Ekskursi TIUI 2009: PT Yakult Indonesia

0

Sunday, January 29, 2012 by

Setelah sebelumnya telah melaksanakan ekskursi ke PT Sinar Sosro, pada hari berikutnya secara marathon Teknik Indusri UI 2009 melakanakan ekskuri lagi ke PT Yakult Persada Indonesia pada Tanggal 2 Desember 2011. Hal ini dimaksudkan supaya Kami bisa membedakan sistem PPIC di kedua perusahaan tersebut. PT Yakult Persada Indonesia berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat setelah sebelumnya berlokasi di Pasar Rebo, Jakarta namun pindah karena alasan sumber bahan baku. Ini adalah penjelasan sekilas mengenai sistem produksi Yakult.


 Produksi Yakult di Indonesia dilakukan oleh PT Yakult Indonesia Persada dengan tahapan produksi yang ketat dan higienis. Ini untuk menciptakan produk yang benar-benar aman dikonsumsi oleh masyarakat. Pabrik Yakult di Indonesia terletak di Desa Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Di pabrik seluas lima hektar ini, proses produksi Yakult dilakukan dengan sistem Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). Seluruh mesin yang digunakan adalah mesin otomatis dan sistem tertutup. Ini merupakan standar bagi seluruh pabrik Yakult di seluruh dunia. Karena itu, semua perlengkapan produksi menggunakan bahan stainless steel berkualitas baik. Proses produksi yang dilakukan berupa proses produksi kontinyu (Continuous Process). Proses ini tidak memerlukan waktu set up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama.


Untuk menjamin proses produksi dan penanganan produk Yakult yang benar-benar higienis, PT Yakult menerapkan suatu standar prosedur operasi yang dibakukan. Sebagai contoh, pintu masuk karyawan dilengkapi dengan pembersih sepatu otomatis. Selain itu, pintu-pintu menuju ruang produksi hanya dapat dibuka oleh karyawan setelah menyucihamakan kedua tangannya. Dalam setiap proses pembuatan, Yakult menggunakan bahan baku terbaik yang lolos uji laboratorium quality control (kontrol kualitas). Hingga saat ini, bahan baku berupa bakteri Lactobacillus casei Shirota strain diimpor dari Jepang sebanyak 100 cc (100 mililiter). Sedangkan susu diimpor dari Australia, New Zealand, dan Eropa.

Pembuatan botol dilakukan di ruang tersendiri. Biji plastik dari Jepang dimasukkan ke mesin pencetak khusus. Dalam satu jam, bisa diproduksi sekitar 11 ribu botol. Dalam proses pembuatannya, dilakukan melalui proses blow- molding. Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-produk berongga (botol) dimana parison yang dihasilkan dari proses ekstrusi dikembangkan dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding adalah pengembangan dari proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan dan peniupan.

Botol plastik yang dikemas dalam lima kelompok polietilen membungkus dan kemudian dikemas ke dalam sebuah lempengan untuk distribusi (sebuah lempengan terdiri dari sepuluh lima paket, itu adalah 50 botol). Plastik botol yang terbuat dari plastik yang food grade dan nomor enam pada kode identifikasi plastik. Botol ditutup menggunakan tutup aluminium foil, yang tidak resealable untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka. Adapun proses produksi minuman Yakult secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:

1.  Tangki pelarutan, yaitu bahan-bahan utama yaitu susu bubuk skim dan glukosa dicampur dengan air dan ditampung dalam tangki pelarutan.
2.  Tangki pembibitan. Dalam tangki ini bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain disiapkan dan dikembangbiakkan.
3. Tangki fermentasi, dimana bibit bakteri Lactobacillus Casei Shirota Strain dicampur dengan campuran bahan-bahan di no. 1 diatas dan dimasukkan kedalam tangki fermentasi.
4.   Proses homogenizer, meliputi proses quality control yang diawasi secara ketat.
5.  Tangki pencampur, yaitu hasil proses homogenizer tersebut dicampur dengan sirup dari tangki sirup dan disimpan dalam tangki pencampur.
6.  Tangki penampung, dimana hasil dari proses no. 4 tersebut dicampur dengan air yang sudah di sterilisasi dan ditampung didalam tangki penampung.
7.   Mesin pengisian, dimana minuman Yakult sudah siap diisi ke dalam botol. Di botol tersebut juga dicetak semua informasi yang ada seperti kandungan nutrisi, tanggal kadaluwarsa, dll.
8.   Mesin pengepakan, yaitu botol-botol yang sudah terisi untuk selanjutnya dikemas dalam kemasan dimana 1 kemasan ( packing ) terdiri dari 5 botol Yakult.
9.   Ruang pendingin, yaitu kemasan yang berisi botol Yakult disimpan dalam ruang pendingin untuk menjamin kualitas dari minuman kesehatan Yakult.

Dari ruang pendingin tersebut selanjutnya Yakult siap didistribusikan ke pelanggan melalui sistem penjualan langsung ( Direct Sales ) untuk dikirim ke toko-toko dan supermarket maupun melalui sistem penjualan oleh Ibu-ibu Yakult Lady untuk dikirim ke rumah-rumah setiap hari. Sistem distribusi Yakult menggunakan prinsip Cold Chain, artinya penyaluran minuman Yakult dilakukan dengan menggunakan mobil pendingin dengan ice box supaya bakteri di dalamnya tidak rusak.

PT. Yakult Indonesia merupakan perusahaan yang bersifat  make to order (MTO) dimana perusahaan memproduksi (membuat) dengan fasilitas produksi yang dimiliki untuk memenuhi sesuai pesanan atau order (forecast). Berbeda dengan PT. Sinar Sosro yang bersifat make to stock karena minuman Yakult sendiri hanya bertahan beberapa minggu saja sehingga harus diusahakan supaya dikonsumsi secepatnya. Apalagi, kapasitas produksi minuman Yakult mencapai 1,8 juta botol/ hari yang memungkinkan terpenuhinya permintaan sehingga termasuk dalam produksi masal.

So, PT Yakult ini bisa disebut juga sebagai socio-company Karena menciptakan produk dengan tujuan menjaga kesehatan masyarakat. Sebagai minuman kesehatan, proses produksi Yakult sangat memegang prinsip kualitasnya dari produk, bahan, maupun prosesnya. Jangan lupa minum Yakult setiap hari ya. “Saya Minum Dua!”


Leave a Reply

Powered by Blogger.