RSS Feed

Volunteer Banjir Pondok Labu

0

Sunday, January 29, 2012 by

Weekend waktu itu bertepatan pada tanggal 20 November 2011 tepatnya 20-11-2011. Ya, ini merupakan daftar tanggal cantik di tahun 2011. Weekend kali ini juga terasa special karena bebas dari tugas setelah PPIC Game pada hari Rabu sebelumnya. Jadi ini benar weekend dengan power rest! Gak ada kumpul kelompok, gak ada tugas (momen habis UTS), dan gak ada rencana buat ke rumah Bulik di Cakung. Wah, justru ini yang bikin saya bingung!!! Terasa aneh kalo weekend kali ini hanya tidur di kosan saja padahal tanggal cantik. Mau nembak cewek buat jadian pas tanggal ini tapi gak ada target haha.

Lagi bingung mikirin hal ini pas Jumat malem, Ketua Teknika alias atasan saya kirim SMS: “Jarkom Teknik: Besok tanggal 20-11-2011 akan diadakan Bhakti Sosial bersama Pengmas BEM FTUI di lokasi Banjir Pondok Labu, Jakarta Selatan. Kumpul di FT jam 6.00. Bagi yang ingin ikut serta dalam kegiatan ini segera hubungi Kabid Pengmas Zahra Lingk’08.”

Setelah dapet SMS ini, tanpa pikir langsung saya langsung menghubungi Kabid Pengmas. Selain mengisi liburan di tanggal cantik ini, juga akan menambah pengalaman bagi saya buat jadi Volunteer setelah dulu cukup berkesan menjadi Volunteer ketika ikut KERSOS 2010. Jabatan saya sebagai Wakabid Media Teknika (Lembaga Jurnalistik di FTUI) juga menjadi alasan lain untuk meliput bencana Banjir di Pondok Labu ini tepatnya di Kali Krukut karena saya adalah BPH Teknika yang selalu ready membawa SLR. Namun nyatanya saya gak membawa SLR dengan alasan sopan santun karena niat saya utama adalah membantu Pengmas menjadi relawan Banjir Pndok Labu. Agak janggal di mata saya jika kesana sambil motret warga yang sedang membersihkan lingkungan. Walaupun kenyataan disana banyak momen yang indah untuk dipotret tapi yasudahlah.

Oke, paginya setelah bersiap-siap saya langsung menuju Halte FTUI, bertemu dengan Zahra sang Kabid Pengmas BEM FTUI. Namun saya terkejut ternyata hanya saya yang bisa ikut dalam kegiatan ini. Saya kira kegiatan ini akan diikuti oleh puluhan warga Teknik UI, bisa dilihat dari Jarkom yang diberikan: “Jarkom Teknik bla bla bla bla.” Kyaaaaaaa….. yang lebih mengejutkan lagi ternyata kegiatan ini hanya diikuti oleh 5 orang saja yaitu Saya dan 4 Srikandi Teknik UI. Ya, saya sebut Srikandi karena semuanya adalah perempuan haha I’M THE MOST HANDSOME GUY!!! Keempat Srikandi itu adalah Zahra (Kabid Pengmas) dan ketiga Staffnya yaitu Aya, Gina, dan (Saya lupa namanya). Saya pikir ada belasan Staff yang ikut. Yak, mungkin ini salah satu bukti bahwa anak Teknik menghabiskan liburan weekendnya untuk istirahat, refreshing, atau bisa jadi mengerjakan tugas kampus yang Naudzubillah @DeritaTeknik hoho


Kami berangkat lewat Kutek belakang dengan menyewa angkot. Barang yang dibawa cukup banyak dari alat kebersihan, masker, buah-buahan, susu, makanan, dll.

Banjir memang merupakan salah satu attribute bagi Kota Jakarta karena kotanya yang padat, disertai dengan manajemen sampah yang kurang bagus serta penduduknya yang kurang disiplin. Namun, banjir kali ini beda. Saya menyebutnya dengan “BANJIR POLITIK” karena ada unsur politik di balik penyebab banjir di Kali Krukut, Pondok Labu ini tepatnya di Jalan Damai Musyawarah RT 011 RW 003.



Memang sangat berbeda sekali banjir yang terjadi disini karena sudah hampir 270 hari x 24 jam. Normalnya, banjir di Jakarta berlangsung sekitar 30 hari dan pada musim hujan. Banjir disini mulai terjadi sekitar pada Maret hingga November. Namun sejak 3 bulan lalu banjir tidak kunjung surut. Sejak bulan Maret, banjir terjadi tidak setiap hari walaupun itu belum masuk musim hujan. Banjir ini disebabkan karena penyempitan Kali Krukut karena pembangunan sarana lapangan tembak yang tidak memiliki AMDAL oleh phak Marinir. Banjir ini benar-benar menimbulkan kerugian material, ekonomi, maupun social bagi warga disekitarnya.

Menjadi sangat ironis ketika permasalahan yang dihadapi oleh korban banjir sudah diketahui oleh instansi pemerintah namun tidak juga diselesaikan. Ada kabar dari warga bahwa banjirkali ini tertutup dari hal Jurnalistik, wartawan yang akan meliput dihalau oleh Marinir (tuturan seorang warga). Pihak Marinir memang sudah membongkar tutup gorong-gorong yag dipasang sebelumnya namun tidak dibarengi dengan pembongkaran dan pengerukan bahan material didasarnya. Coba saja bayangkan air sungai mengalir di aliran seperti tanjakan! Air tak akan pernah mengalir, jadi inilah yang menyebabkan banjir tak kunjung surut.


Well, itu merupakan cerita pengalaman saya di tanggal cantik 20-11-2011 menjadi Relawan Banjir di Pondok Labu. Banyak pembelajaran yang saya peroleh terutama dari sisi koordinasi warga yang bagus, gotong royong, AMDAL, dan satu pengalaman menarik adalah saya memotong kuku tangan anak-anak kecil disana. Bedanya adalah mereka memiiki kuku dengan rasa “Coklat” bisa kalian bayangkan sendiri.


Leave a Reply

Powered by Blogger.