MOST ETHICAL BRANDS
0Friday, April 4, 2014 by zidniezou
This story begins with a scope of
ice cream, called Chunky Monkey. Memang terdengar
aneh, namun es krim ini 100% tidak mengandung MONKEY di dalamnya. Mungkin salah
satu strategi marketing untuk menarik pembeli agar mencobanya dan ternyata
memang berhasil karena saya pun membelinya. Walaupun harganya lumayan mahal tapi
emang sesuai dengan rasanya dan juga title
yang mau saya kasih ke Brand ini yaitu The
Most Ethical Brands. Awalnya sih mau saya kasih title sebagai The Most Ethical Company namun ternyata
posisinya brand ini adalah milik perusahaan Unilever (diakuisisi pada April
2000) yang juga memegang merek es krim Walls dan Cornetto. Jadi, mungkin title-nya The Most Ethical Brands aja ya karena Cuma buat Ben&Jerry’s only.
Yap,
sebagai orang yang suka masak, saya selalu mencoba bikin berbagai masakan dari
lauk pauk tradisional, menu western,
kue, jajanan, hingga akhirnya pengin bikin es krim. Karena emang udah
bertalenta memasak jadi saya langsung berhasil membuat es krim rasa durian
aseli. Kemudian setelah stok es krim durian mau habis saya jadi kepikiran buat
bikin yang topping-nya semacam Chunky
Monkey yang isinya pisang, cokelat, kacang walnut, dan ada sedikit rasa lemon. Sekarang
emang agak susah beli es krim ini. Mulai dari tempat dulu beli di Kemchicks
Pacific Place yang kompleksnya “silau” banget karena emang mall paling elite
se-Indonesia (agak kurang PD dating kesini) trus juga karena emang es krim ini
udah jarang banget terutama si Chunky Monkey. Finally saya buka aja website
brand ini di http://www.benjerry.com/.
Sebagai seorang Industrial Engineer tentunya saya selalu tertarik dengan bisnis
proses suatu perusahaan dan website Ben&Jerry’s ini pastinya harus saya
lihat detailnya lebih jauh untuk mengetahui “resep” bagaimana perusahaan es
krim internasional ini bisa membuat es krim yang fantastis haha (Haagen Dazs
dan Baskin Robbins mah lewat…)
Homemade Es Krim Durian + Topping Strawberry
Saya
sangat terkesan sekali dengan How
Ben&Jerry’s run their business. Ketika banyak perusahaan lain dari
berbagai jenis industry hanya mementingkan bagaimana meningkatkan sales dan profit
(red: kapitalis), Ben&Jerry’s selalu mempertimbangkan tentang aspek sosial
dan lingkungan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik seperti misinya
dalam Three-Part Mission Guides for
Decision Making yang meliputi Product
Mission (drives to make fantastic ice cream – for its own sake), Economic
Mission (manage the company for sustainable financial growth), dan Social Mission (use the company in
innovative ways to make the world a better place). Beberapa perusahaan
memang ada yang menyantumkan aspek sosial dalam Misinya. Namun ada perbedaan
yang besar antara perusahaan yang menjalankan bisnisnya sebagai socialist/
philanthropist yang selalu menjunjung tinggi aspek sosial dan lingkungan dalam
proses bisnisnya dengan perusahaan kapitalis yang biasanya menyantumkan CSR (Corporate Social Responsibilities)
diluar proses bisnisnya hanya untuk menjaga nama baik. Tahu kan maksud saya?
Oke, lihat saja beberapa contohnya brand Ben&Jerry’s melakukan aksi
filantropisnya.
Pertama, Ben&Jerry’s berkomitmen
untuk melakukan Fairtrade (Perdagangan yang Adil), yaitu sebuah pergerakan
global untuk memastikan bahwa petani kecil di negara berkembang bisa bersaing
dan berkembang dalam ekonomi global. Istilah gampangnya adalah memberikan harga
yang adil (fair price) pada petani
dengan tidak bersikap kapitalis yaitu menawar harga yang tidak sesuai dengan
harga pasar agar bisa menghemat biaya produksi. Dalam pelaksanaan fairtrade ini
ada lembaga Fairtrade International
yang memberikan Fairtrade Certified
Ingredients pada petani dengan umpan balik dari petani berupa penggunaan
bahan pertanian yang ramah lingkungan, implementasi standar kerja, dan
investasi hasil untuk kesejahteraan komunitas petani. Fairtrade Cocoa atau bubuk cokelat di Ben&Jerry’s berasal dari
Pantai Gading dan Ghana; Fairtrade
Vanilla dari Uganda; Fairtrade Coffee
dari Mexico; Fairtrade Sugar dari
Belize; dan Fairtrade Banana dari
Ekuador yang merupakan bahan utama pembuat Chunky Monkey. Perlu anda tahu bahwa
dengan adanya fairtrade di Belize
dengan hampir 85% populasinya berada di daerah tertinggal memberikan investasi
hasil fairtrade pada soil and water improvement, dan beberapa
proyek kesejahteraan lain. Jadi bisa dibayangkan kenapa es krim Ben&Jerry’s
bisa mahal karena biaya produksi untuk pembelian bahan saja sudah bisa dibilang
cukup tinggi sebab menggunakan fairtrade
dan juga tempat sourcing di luar
negara tempat pabriknya berasal. Perusahaan manufaktur kebanyakan berlomba-lomba
untuk mendapatkan efisiensi harga bahan produksi demi meningkatkan profit. Pada
2014 ini Ben&Jerry’s berkomitmen untuk menggunakan Fairtrade Certified Ingredients untuk semua bahan produksinya
karena untuk bahan Yoghurt belum diimplementasikan (per tanggal ini ya, siapa
tahu besok udah fairtrade hehe). Udah etis banget kan dari informasi tentang fairtrade-nya saja? Ayo kita lihat
berikutnya.
Kedua, Ben&Jerry’s menggunakan non-GMO
(Genetically Modified Organism) untuk
produknya. GMO adalah organism yang diubah material genetiknya dengan
menggunakan rekayasa genetic untuk tujuan tertentu. Salah satu GMO yang sering
kita temui adalah ayam negeri. Ayam ini memungkinkan para peternak untuk siap
potong dalam waktu 40 hari dengan cara memodifikasi gennya menggunakan hormon
suntikan dan juga makanan ayam pedaging. Kalau saya pikir-pikir memang sangat
kejam ya (padahal saya juga terkadang mengkonsumsinya hoho). Seharusnya kita
memperlakukan hewan sebagaimana kita ingin diperlakukan oleh orang lain. Apakah
anda mau mempunyai tubuh layaknya orang dewasa dalam umur 4 tahun? Kalau dalam
ilmu biologi ada namanya “WANITA SUPER” yang mempunyai triple X gen dengan sebutan turner
syndrome dan pastinya kita sangat kasihan dengan wanita itu dengan
pertumbuhan yang tidak lazim. Ada beberapa badan/ komunitas yang sangat tidak
menyetujui hal ini. Namun sebenarnya GMO itu tidak selalu buruk misalnya dalam
penelitian untuk menciptakan varietas padi yang tahan hama, cepat panen, bulir
berlimpah jadi memang harus melihat dari sudut pandangnya. GMO memang umumnya
berhubungan dengan makanan dan juga meningkatkan penelitian ilmiah untuk
menciptakan organism yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Bisa
dibilang GMO itu memang tidak manusiawi hoho. Sekarang ini memang sulit mencari
non-GMO products yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan industri seperti di Ben&Jerry ini. Namun Ben&Jerry’s
berkomitmen untuk tidak menggunakan GMO dalam komposisi es krimnya. Salut
banget lah, selain sulit juga pastinya ini mahal coy…
Ketiga, Ben&Jerry’s hanya menggunakan
telur dari ayam yang cage-free eggs atau ayam yang tidak
dikandang. Telur yang digunakan berasal dari peternak yang mendapat Certified Humane Cage-Free Farm. Selain cage-free, ayam-ayam ini juga mendapat
jaminan makanan bernutrisi dan juga halaman yang luas. GILAK BANGET, sekarang ini
tentunya telur ayam yang cage-free eggs
itu jarang dan hanya bisa didapat dari ayam peliharaan sendiri di belakang
rumah, itupun sayang kalau dimasak/ tidak ditetaskan. Apalagi di
Ben&Jerry’s menggunakan non-GMO jadi telurnya pasti dari ayam betina yang
dibuahi jantannya. Saya yang baca aja bingung: How Could It Possible for International Company like Ben&Jerry’s to
do that? Panteslah sekarang Ben&Jerry’s udah susah dicari bahkan di
Kota segede Jakarta mungkin lagi bukan musim kawin ayam haha (Ayam ga ada musim
kawin coy…). Ini supplier telur ayamnya pasti eksklusif buat Ben&Jerry’s
deh (pastinya dengan fairtrade harusnya).
Keempat, Ben&Jerry’s menyuplai
browniesnya dari New York’s Greyston
Bakery sejak 1982. Beberapa es krim Ben&Jerry’s memang berbahan
brownies seperti Cheesecake Brownie, Chocolate Fudge Brownie, Half Baked, dll.
New York’s Greyston Bakery merupakan pabrik pembuat brownies lezat yang
mempunyai misi untuk memberikan pelatihan dan pekerjaan untuk masyarakat
berpenghasilan rendah. Pabrik brownies ini juga mendirikan Greyston Foundation
yang memberikan layanan sosial seperti child
care, housing, health-care, job training, computer learning center, dll. Jadi,
the way Ben&Jerry’s looking for their
supplier is also great.
Baru keempat poin diatas saja membuat
saya terheran-heran dan tidak perlu meragukan poin lainnya yang pasti juga akan
membuat saya terheran-heran. Ben&Jerry’s memanfaatkan limbah peternakan
menjadi energi biomassa. Pabrik pengolahan es krimnya menggunakan teknologi
yang mampu mengurangi dampak lingkungan. Prinsip operasional Ben&Jerry’s
adalah WE HAVE OURS dengan memiliki pabriknya sendiri, alat
transportasi sendiri, dan freezer sendiri
dalam proses operasinya sehingga bisa mengontrolnya dengan teknologi yang
dimiliki untuk mengurangi polusi, menciptakan lapangan kerja, dan menjaga
kualitas produk agar tidak meleleh. Ben&Jerry’s memiliki freezer distribusi yang cleaner and greener menggunakan Hydrocarbon (HC) Freezer yang
direkomendasikan oleh U.S. Environmental
Protection Agency (EPA). A cool
solution to reducing the climate impacts of refrigeration with same
freezability but friendlier. Kemasan wadah dari kertas yang digunakan Ben&Jerry’s
mendapatkan sertifikasi dari Forest
Stewardship Council (FSC). Finally, Ben and Jerry’s dinyatakan sebagai B Corp (Benefit Corporation), a corporate
that consider society and environment in addition to profit in their decision
making process. Inilah mengapa saya menyebut Ben and Jerry’s sebagai The Most Ethical Brand atau lebih
detailnya sebagai The Most Ethical Food
And Beverage Brand.
Jadi, tahu kan bedanya perusahaan yang
menjalankan aspek sosial dan lingkungan DI DALAM proses bisnisnya (socialist/ philanthropist) dan
perusahaan yang menyantumkan CSR tetapi DI LUAR proses bisnisnya hanya untuk
kepentingan nama baik? Saya yakin sebenarnya ada beberapa perusahaan lain yang
sangat philanthropist seperti
Ben&Jerry’s misalnya Google (lihat artikel saya tentang Google disini).
Hanya saja saya belum “kecelakaan” atau tidak sengaja membuka websitenya lebih
jauh. Pesan saya adalah, mari kita sedikit-sedikit menghilangkan sifat
kapitalis dalam diri kita yang selalu meminta imbalan atau mementingkan uang
diatas segalanya (dikit dikit uang, dikit dikit uang). Saya percaya tentang ilmu
GIVING and RECEIVING. Balance your hearth and brain. So, let’s make Chunky
Monkey!
Category Food and Cooking, Lectures, Motivation, Thought
Powered by Blogger.