RSS Feed

SINTESA MANGROVE DAYS

0

Monday, July 2, 2012 by


Ini merupakan salah satu pengalaman saya beberapa tahun lalu dalam kegiatan sosial dan lingkungan berupa bentuk "Kontribusi Lingkungan Pemuda Pemudi Bahari."
 ***

http://photos-g.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/185750_206112816070428_1665459_a.jpgSINTESA atau Satu Ikatan Mahasiswa Tegal Bersaudara merupakan organisasi mahasiswa Universitas Indonesia dan sekitarnya yang berasal dari daerah Tegal, Slawi, dan sekitarnya. SINTESA  bertujuan untuk mengoptimalisasikan dan memberdayakan anggotanya melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi kemajuan daerah dan juga sebagai ajang silaturahmi/ kekerabatan antara mahasiswa yang berasal dari satu daerah yang sama. Pada hari Minggu tanggal 17 Januari 2010 di Pantai Muarareja Kota Tegal, SINTESA mengadakan kegiatan SINTESA MANGROVE DAYS. Tujuan dari kegiatan SINTESA MANGROVE DAYS ini adalah sebagai wujud kontribusi aktif SINTESA dalam penyelamatan lingkungan kota Tegal sebagai Kota Bahari, terutama di wilayah pantai yang terkena abrasi.

Masalah lingkungan merupakan masalah yang hampir terjadi di seluruh pelosok tanah air. Salah satu bentuk pengabdian SINTESA terhadap daerah Tegal dan sekitarnya, SINTESA mengadakan acara peduli lingkungan yang pada agenda kali ini diwujudkan dalam acara SINTESA MANGROVE DAYS. Acara ini berupa penanaman 12.000 tanaman bakau di Pantai Muarareja Kota Tegal. Lokasi ini dipilih karena kondisinya yang sudah memprihatinkan akibat abrasi pantai. Acara ini termasuk dalam salah satu agenda SINTESA, yaitu SINTESA CHARITY FOR TEGAL (SCFT). Kegiatan SINTESA MANGROVE DAYS ini mengusung tema: “Rehabilitasi Mangrove sebagai partisipasi dalam membangun Tegal sebagai Kota Bahari” dengan target 500 peserta dari eksternal anggota SINTESA meliputi pemerintah daerah, LSM, masyarakat, dan pelajar SMA. Sedangkan peserta internal sendiri merupakan panitia dan anggota SINTESA.

Kota Tegal dikenal sebagai Kota Bahari karena selain secara geografi terletak di pesisir Pantura Jawa Tengah, kota ini juga menjadi tempat didirikannya Badan Keamanan Rakyat – Laut (BKR Laut) pada awal kemerdekaan Republik Indonesia, sebagai cikal bakal dari pembentukan TNI Angkatan Laut saat ini. Untuk mencitrakan Kota Tegal sebagai Kota Bahari maka pembangunan kelautan di kota tegal sangat penting terutama dalam pembangunan lingkungan laut yang baik. Selain itu juga acara ini diharapkan bisa menanamkan kesadaran kepada elemen masyarakat Tegal baik pemerintah, masyarakat, maupun para pelajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Acara SINTESA MANGROVE DAYS juga merupakan bentuk interaksi langsung antara SINTESA dengan masyarakat Tegal dalam rangka menjalin silaturahmi yang lebih erat.

***

Acara SINTESA MANGROVE DAYS yang dilaksanakan pada pagi hari jam 7 hingga jam 11 siang di Kelurahan Muarareja Kota Tegal ini diikuti oleh ratusan peserta antara lain dari pelajar di sekitar Kabupaten dan Kota Tegal meliputi SMA 1 Tegal, SMA Al-Irsyad Tegal, SMA Ihsaniyah Tegal, SMA 1 Slawi, SMA 3 Slawi, mahasiswa Universitas Pancasakti Tegal, dan masih banyak lainnya. Ada juga peserta dari penduduk sekitar dan beberapa komunitas di Kota Tegal seperti Kaskuser regional Tegal. Sebelum acara penanaman bakau dimulai, peserta berkumpul  di Kantor Kelurahan Muarareja, Kota Tegal untuk mengikuti acara pembukaan terlebih dahulu. Pembukaan diisi dengan sambutan perwakilan Pemerintah Daerah Kota Tegal, Kepala Kelurahan Muarareja, Project Officer acara SINTESA MANGROVE DAYS ,Ketua Umum SINTESA 2010, dan perwakilan pelajar yang hadir. Setelah acara pembukaan selesai, peserta pun menuju ke pantai Muarareja untuk melakukan penanaman bakau. Namun, sebelum acara penanaman bakau dimulai  peserta membersihkan area pantai di sekitarnya karena kotor oleh sampah. Setelah area pantai dibersihkan, peserta mulai menanam sekitar 12.000 bakau di sekitar kawasan pantai tersebut. Penanaman bakau yang dilakukan dalam acara SINTESA MANGROVE DAYS ini memang berbeda dari acara penghijauan yang biasa dilakukan pada umumnya seperti penanaman pohon ataupun penghematan energi.

***

Hutan Mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah yang mengalami pasang surut, atau tepi laut. Tempat yang sering mengalami pelumpuran dan akumulasi bahan organik adalah tempat yang tepat untuk berkembangnya hutan mangrove ini. Indonesia adalah negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Luasnya antara 2,5 sampai 4,5 juta hektar. Apalagi Indonesia merupakan negara yang hampir 70% wilayahnya berupa laut sehingga keberadaan hutan Mangrove sangatlah penting. Hal Ini menguntungkan Indonesia, karena hutan Mangrove ini memiliki banyak fungsi dan manfaat. Baik untuk kehidupan manusia, maupun untuk kestabilan lingkungan. Jangan sampai hutan mangrove menyempit. Kelestarian  hutan bakau bagi kelangsungan hidup ekosistem kelautan sangatlah penting. Tak terbayangkan apa yang akan dirasakan oleh masyarakat pesisir khususnya bila suatu saat kelak ekosistem Hutan Mangrove (hutan Bakau) yang ada di wilayah pesisir hancur.

Fungsi hutan mangrove banyak sekali mulai dari fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologis, maupun fungsi ekonomis. Fungsi fisiknya antara lain menjaga kestabilan garis pantai, melindungi pantai dan tebing sungai dari erosi atau abrasi, ataupun sebagai filter air asin untuk menjadi air tawar. Fungsi kimia hutan mangrove yaitu sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang mampu menghasilkan oksigen yang bermanfaat baik bagi makhluk hidup, menyerap karbondioksida yang merugikan, serta pengolah bahan-bahan limbah akibat pencemaran industri atau kapal-kapal yang beraktivitas di lautan. Fungsi biologis hutan mangove adalah sebagai  kawasan untuk berlindung, bersarang, juga untuk berkembang biak bagi burung atau hewan lainnya serta sebagai plasma nutfah dan sumber genetika bagi sebagian jenis hewan. Dan yang terakhir yaitu Fungsi Ekonomi Hutan Mangrove meliputi membuka lahan pekerjaan untuk masyarakat karena dapat menghasilkan bahan bakar, bahan pembuat kertas, maupun bahan bangunan. Mengingat betapa pentingnya arti kelestarian hutan bakau ini bagi kelangsungan hidup ekosistem kelautan maka sudah selayaknya dan sewajarnya lah apabila seluruh masyarakat mulai dari pemerintah daerah hingga pelajar maupun dari anak muda sampai orang tua ikut serta dalam melestarikannya.

Sebagai pemuda apalagi mahasiswa yang merupakan agent of change salah satunya dalam perubahan lingkungan sudah sepantasnya kita mulai menghijaukan kehidupan yang dibentuk dalam sebuah usaha nyata. Misalnya saja kegiatan yang diadakan SINTESA dalam melestarikan lingkungan dengan menanam bakau di pantai. Maka dari itu, keberadaan lingkungan yang semakin rusak menimbulkan pertanyaan bagaimana nanti kita mempertanggungjawabkanya terhadap anak cucu, merawat dan menjaganya adalah tugas kita bersama, hutan bukanlah warisan namun titipan dari anak cucu kita.


Leave a Reply

Powered by Blogger.