Archive for November 2011
Customer Relationship Management
1Monday, November 28, 2011 by zidniezou
Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah strategi mempertahankan nama organisasi
dan produk dalam pikiran pelanggan. CRM merupakan manajemen strategi yang menyatukan teknologi informasi dengan pemasaran. CRM melibatkan penggunaan teknologi untuk mengatur, mengotomatisasi, dan sinkronisasi proses bisnis, terutama kegiatan penjualan.
CRM juga memberikan dukungan pemasaran, customer service,
dan teknis. Tujuan utama dari
CRM adalah customer satisfaction dan customer loyalty. Terciptanya loyalitas pelanggan disebabkan karena pelanggan
merasa puas atas pelayanan yang diberikan dengan baik agar tetap
setia dan cinta
dengan produk yang ditawarkan
atau yang telah
digunakan oleh pelanggan
selama ini. Dengan kepuasan
pelanggan akan memberikan pengaruh kepada produk yang ditawarkan atau yang
sedang digunakan.
Category Lectures
System Analyst
0by zidniezou
Seorang
system analyst di satu sisi diharuskan memiliki keahlian dalam menganalisis
proses bisnis (problem domain) untuk dapat menghasilkan sebuah SRS
(software Requiremant Spesification) dan di sisi lain menguasai aspek
technical dan implementasinya dalam software aplikasi (solution domain) untuk
dapat menghasilkan DDD (Detailed Design Document). Analyst lebih terlibat dalam Business
Modeling, Requirements dan Analysis dari solusi. Jadi, lebih dekat ke sisi
Requirements dengan mendefinisikan
requirements dan menjembatani antara Requirements dengan Solutions. Tetapi
Analyst tidak membuat technical decisions. Seorang analis sistem tidak bekerja sendiri.
Ia akan berhubungan tidak hanya dengan sesama system analyst, tapi juga dengan programmer,
user dan manager.
Gaji seorang
system analyst di Indonesia berkisar antara Rp. 3.200.000 - Rp.
11.000.000 (sumber: id.jobsdb.com). namun,
di Amerika gaji system analyst bisa mencapai $80,000.00 per tahunnya atau bisa
dibilang seorang system analyst memperoleh gaji sekitar 60 juta per bulan.
Category Lectures
Sensing Journey KRL Jabodetabek
0Thursday, November 10, 2011 by zidniezou
Pada
kelas Permodelan Sistem, kami mendapat tugas menarik sekaligus
menantang, yaitu memodelkan sistem perkeretaapian Jadebotabek dan
mensimulasikannya menggunakan software Promodel. Sebelum memodelkannya
ke dalam komputer, mahasiswa diminta untuk melakukan "Sensing Journey"
yang bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati dan mengetahui kondisi
umum KRL saat ini. Sensing Journey ini dilaksanakan pada tanggal 29
Oktober 2011. Kelompok kami berkumpul di Stasiun UI Pukul 13.00 siang
untuk memulai perjalanan.
Langkah pertama yang dilakukan adalah membeli tiket KRL Commuter Line AC Stasiun UI Depok – Stasiun Jakarta Kota, kemudian,
kami menunggu kereta tiba. Setibanya kereta, kami segera naik dan
berangkat dari Stasiun UI pukul 13.10. Meskipun kami bepergian di jam
lengang, kami tetap harus berdiri dan berdesakan. Sepanjang perjalanan, kelompok kami mengamati dan mendokumentasikan keadaan sekililing.
Tiba
di Stasiun Kota, kelompok kami kemudian kembali mengamati dan
berkeliling. Selanjutnya, kelompok kami mendatangi kantor Wakil Kepala
Stasiun Jakarta Kota dan berbincang-bincang dan melakukan wawancara
singkat dengan Bapak R. Bagus Sucahyo. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Bapak R. Bagus Sucahyo:
Q: Apa peranan Stasiun Jakarta Kota dalam perkeretaapian di Pulau Jawa?
A:
Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun keberangkatan, transit, dan
kepulangan beberapa jenis kereta, baik kereta dalam kota (KRL) maupun
kereta luar kota. Stasiun Jakarta Kota juga merupakan tempat maintenance
(perawatan) sehari-hari kereta api komersial, khusunya untuk kereta
luar kota. Kantor Pusat PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI) terdapat di
Bandung dan untuk KRL Commuter Line diatur oleh PT Kereta Commuter
Jakarta (KCJ) yang berada di Stasiun Juanda, Jakarta.
Q: Sistem apa yang digunakan oleh PT. KAI dalam mengatur penjadwalan kereta api?
A: Penjadwalan
kereta api diatur dengan sistem Grafik Perjalanan Kereta Api. Grafik
ini berisi tentang jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api.
Grafik ini merupakan grafik tahunan, namun bersifat dinamis artinya
dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku saat itu.
Pola Grafik Perjalanan Kereta Api bergantung pada pemakaian dan
kepadatang penumpang.
Q: Bagaimana pengaturan prioritas jalur kereta Jabodetabek?
Q: Bagaimana pengaturan prioritas jalur kereta Jabodetabek?
A: Kereta
yang diproritaskan adalah KA komersial luar kota, dimulai dari kelas
eksekutif, bisnis, dan ekonomi, kemudian baru kereta dalam kota (KRL).
Setelah tahap wawancara, kelompok kami melanjutkan perjalanan untuk
kembali ke Stasiun UI Depok. Kami meninggalkan Stasiun Jakarta Kota pada
pukul 15.10. Setelah
itu kelompok kami turun di Stasiun Gambir dan melakukan pengamatan pada
kondisi umum di dalam Stasiun tersebut (namun tidak keluar dari
stasiunnya). Kami pun melanjutkan kembali perjalanan pada pukul 15.36. Kami melanjutkan perjalanan sampai ke Stasiun Manggarai dan tidak keluar dari stasiunnya. Kami juga mengamati keadaan di Stasiun Manggarai dan melanjutkan kembali perjalanan pada pukul 16.20 ke Stasiun UI Depok. Kami tiba di Stasiun UI Depok pada pukul 16.45 dan sensing journey hari ini pun akhirnya selesai.
Berikut ini adalah masalah-masalah yang ditemukan selama sensing journey:
- Di stasiun UI tidak ada yang memeriksa karcis sebelum masuk ke KRL di pintu masuk
- Petugas baru datang memeriksa tiket setelah melewati stasiun Tebet
- Penumpang yang berdiri di dalam KRL tidak semuanya dapat berpegangan di pegangan hand-held karena jumlah pegangan tersebut tidak cukup sehingga keseimbangan tubuh tidak terjaga dan nyaris jatuh.
- Di stasiun besar tidak ada pemberitahuan dalam kereta (lewat pengeras suara)
- Setelah sampai Stasiun Kota, tidak jelas penunjuk arahnya (arah keluar dll), padahal jalur di Stasiun Kota berjumlah 12 jalur
- Di Stasiun Manggarai, tidak ada sign/pemberitahuan, kereta apa di jalur berapa. Hal ini terlihat pada penumpang yang menunggu di peron jalur 5, padahal keretanya dateng di jalur 1. Jadi, mereka saat kereta di jalur 1 datang, penumpang berlarian dari peron jalur 5 ke jalur 1 dan jaraknya juga cukup jauh.
- Hal ini berbeda di stasiun Gambir, yang memiliki keterangan (papan sign) kereta apa di jalur berapa. Intinya, sistem tiap stasiun dan kereta berbeda-beda, masih tidak sama dan tidak konsisten.
Category Campus Life
Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri dan Berdaya Saing Internasional
0Saturday, November 5, 2011 by zidniezou
“Tugas berat bangsa Indonesia dalam mengisi
kemerdekaan adalah mengutamakan pelaksanaan nation and character building. Jika
pembangunan karakter tidak berhasil, bangsa Indonesia hanya akan menjadi bangsa
kuli!” (Ir. Soekarno, dalam kutipan
buku Karakter Mengantar Bangsa dari Gelap Menuju Terang: 2009).
Indonesia
merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari belasan ribu
pulau. Indonesia juga negara maritim terbesar dengan perairan hampir seluas 25%
panjang pantai di dunia
.
Dalam geografis wilayah
tersebut terkandung kekayaan alam yang melimpah. Berbagai kekayaan alam tambang
berada di perut bumi tanah air kita. Belum lagi kekayaan alam hayati berupa
hasil pertanian dan perkebunan seperti teh, kopi, rempah-rempah, serta sumber
daya perairan dan kelautan. Ditambah dengan 100 juta lebih usia produktif dari
230 juta penduduknya adalah modal sumber daya manusia yang potensial sekaligus menjadi pasar yang potensial.
Namun, ternyata sungguh
ironis sekali keadaan tersebut karena dominasi asing justru semakin kuat pada
sektor-sektor strategis seperti keuangan, energi dan sumberdaya mineral, pangan
dan perkebunan, serta telekomunikasi.
Kompas
mencatatnya, per Maret 2011 pihak asing menguasai 50,6 persen dari total aset
perbankan nasional sebesar Rp 3.065 triliun. Pada sektor pertambangan, di tahun
2011 kepemilikan asing di Indonesia sudah sekitar 75 persen. Asing menguasai
kepemilikan hingga lebih dari 70 persen di beberapa industri telekomunikasi
besar. Industri perkebunan seperti kelapa sawit justru banyak yang
dimiliki perusahaan besar asal Amerika Serikat, Malaysia, Singapura. Hal serupa
terjadi pula di sektor pertanian, perikanan, bahkan pariwisata kita banyak yang
dikuasai investor asing. Kedaulatan ekonomi Indonesia sangat rapuh karena
sektor strategis perekonomian dominan tergantung pihak asing. Selain itu, pada
2010, sekitar 75% dari produk yang beredar di Indonesia adalah produk impor
yang sebagian besar berasal dari China. Hal ini mengindikasikan bahwa kita
masih mengandalkan produk dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Diawal
tahun 1960-an, ekonomi bangsa Indonesia tidak jauh berbeda dengan Korsel.
Pada saat itu, pendapatan per kapita negara Korsel dan Indonesia dibawah US 100
dolar. Indonesia dengan pendapatan per kapita sekitar USD 70 dan Korea USD 80
per kapita. Lima puluh tahun kemudian, income per kapita bangsa Korea
Selatan naik menjadi USD 19.000, sementara Indonesia baru menyentuh USD 2.200.
Pendapatan per kapita Korsel naik 235 kali lipat dan Indonesia hanya naik
1/8-nya atau naik 31 kali. Dari fakta ini, seharusnya membuat kita belajar dari
kesuksesan negara lain dalam membangun perekonomiannya, bukan menjadi semakin
terpuruk atau bahkan malu namun membuat kita lebih bersemangat untuk menyalip
ketertinggalan kita untuk menjadi negara yang lebih baik dari. Hal ini belum
terlambat.
Menurut
ekonom Korea Institut for International Economic Policy, Chuk Kyo Kim,
keberhasilan Korea Selatan dapat tidak lepas dari perhatian besar pemerintah
Korsel pada pendidikan, pembangunan sumber daya manusia, serta investasi
agresif di kegiatan penelitian dan pengembangan. Disamping faktor besar dari
pemerintah, kesuksesan Korsel juga tidak lepas dari pembangunan karakter dan
kebangsaan rakyat Korsel yang tangguh. Tumbuhnya jiwa kewiraswastaan, tenaga
kerja yang sangat terlatih, pengelolaan utang luar negeri yang baik,
pemerintahan yang relatif bersih, makroekonomi yang solid, dan kondisi
sosial-politik yang relatif bebas dari konflik. Jadi, selain “political will”
pemerintah Korsel yang tinggi terhadap pembangunan bangsanya, mentalitas rakyat
Korea sudah terbentuk dengan bangga dan cinta menggunakan produk lokal. Orang
Korea paling benci menggunakan produk dari negara yang pernah menjajahnya yakni
Jepang. Untuk menggunakan produk canggih, secara bertahap dan mandiri, mereka
memproduksi sendiri. Karakter bangsa yang cinta akan produk dalam negeri ini
membuat perusahaan-perusahaan raksasa Korea jaya didalam negeri sekaligus
bertahap jaya di luar negeri.
Jadi, jika kemandirian industri dapat terwujud maka
perekonomian negara pun akan kian membaik yang dapat terlihat dari jumlah
pemasukan untuk negara yang berasal dari sektor industri, ataupun jumlah
pengangguran yang berkurang karena terserap oleh industri tersebut. Bahkan
dengan terciptanya kemandirian
industri, pemerintah dapat mengurangi
subsidi dana APBN untuk sektor tersebut
dan dialihkan untuk sektor yang lainnya.
Jadi, kuncinya adalah mencintai negara dan bangsa Indonesia dengan sepenuh hati
dari budaya, produk nasional, dll. Bermodalkan semangat ini, pergerakan
bangsa kita menuju industri yang maju, mandiri, dan berdaulat terus digulirkan.
Terlebih persaingan global yang berlangsung saat ini memaksa Indonesia harus
bekerja lebih keras dalam mempertahankan visi kemandirian industri nasional
Indonesia pada Tahun 2025.
Character building
juga sangat penting jika kita ingin membangun manusia Indonesia yang berakhlak,
berbudi pekerti, dan berperilaku baik. Bangsa kita ingin pula memiliki
peradaban yang unggul dan mulia. Berbagai upaya sosialisasi dan pencerahan
tentang character building terus dilakukan. Bahkan, Kementerian Pendidikan
Nasional tengah menyiapkan kurikulum nasional, yaitu kurikulum pendidikan
budaya dan karakter bangsa. Rencana itu justru semakin menegaskan bahwa nation
and character building benar-benar berada pada titik yang memprihatinkan.
Setelah sekian lama Pancasila tak lagi diajarkan secara masif, bangsa ini
seakan kehilangan pegangan. Bahkan, bangsa Indonesia kian kehilangan karakter
dan jati diri. Namun, hal itu harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Mulai keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Jadi, perlu ada komitmen
besar baik masyarakat maupun pemerintah menuju bangsa Indonesia yang mandiri.
Sebagaimana bunyi Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 hasil amandemen: “ (1) Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat. (2). Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.” Peran besar
pemerintah dalam pendidikan terutama dalam pengembangan sumber daya serta
investasi yang besar dalam industri teknologi. Inilah yang dulunya dirancang
Pak Habibie dalam membawa Indonesia maju kedepan. Sayang rencana besarnya
kandas ketika krisis 1997 menghantam Indonesia. Namun, semoga rancangan ini masih
bisa direalisasikan di waktu mendatang atau dalam waktu dekat ini.
Category Thought
Respect For People
0by zidniezou
“Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepada
Aku yang memerintahkan supaya kamu semua bersifat tawadduk (saling menghargai
dan menghormati orang lain) sehingga tidak ada seseorang pun merasa dirinya
megah (lebih bangga diri) dari orang lain dan tidak boleh seseorang itu
menzalimi dan melampaui batas terhadap orang lain.”
(Hadits Nabi Muhammad SAW, Riwayat Muslim).
Era
globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia yang menyebabkan dunia
semakin menyatu. Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi telah merangsang
perubahan hubungan antar bangsa yang tidak terbatas. Gobalisasi ekonomi
menyebabkan persaingan bisnis dalam berbagai industri. Tingkat persaingan yang
semakin ketat, perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan
sosial ekonomi yang memunculkan berbagai tantangan dan peluang dalam bisnis
(Suhartono, 2003). Kondisi tersebut menuntut suatu perusahaan untuk senantiasa
melakukan berbagai inovasi guna mengantisipasi adanya persaingan yang semakin
ketat. Kondisi tersebut juga menuntut perlunya optimalisasi kinerja
perusahaan, dengan karyawan sebagai garda depannya. Dengan kata lain, untuk
meningkatkan daya saing, komitmen dan etos kerja karyawan merupakan faktor
kunci keberhasilan perusahaan.
Faktor
yang menjadi penentu kinerja karyawan adalah etika kerja. Sebelum membahas lebih
jauh mengenai etika kerja, ada baiknya kita mengetahui pengertian etika
terlebih dahulu. Etika berasal dari kata etik dari bahasa Yunani dari kata ethos yang artinya karakter, watak
kesusilaan, dan adat atau lebih luasnya lagi berarti peraturan, tata kelakuan,
atau seperangkat nilai dan norma. Jadi, pengertian etika yaitu ajaran sopan
santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain.
Saat
ini etika menjadi suatu hal yang wajib dipraktekkan dalam dunia usaha dan telah
menjadi isu yang sentral dalam dunia bisnis maupun dalam dunia akademis
(Lozano, 1996). Bahkan pelajaran tentang etika bisnis telah menjadi pelajaran
wajib dalam sekolah-sekolah bisnis (Pizzolatto dan Sandra, 1996). Etika kerja adalah aturan normatif yang
mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan
dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan.
Salah satu nilai yang perlu dijadikan pegangan hidup adalah saling menghargai antar sesama (Respect for People). Nenek moyang mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai. Pepatah jawa mengatakan Kalau kita mau dihargai dan di hormati orang lain maka kita harus terlebih dahulu menghargai dan menghormati orang lain. Jadi, sumber norma atau nilai ini adalah agama (hadits Nabi Muhammad SAW) dan adat istiadat. Saling menghargai antar sesama mencakup lingkungan keluarga, masyarakat, hingga lingkungan kerja. Kali ini, saya akan menjelaskan konteks respect for people dalam lingkup lingkungan pekerjaan saja yang mempunyai banyak tantangan dan peluang di masa depan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya diatas.
Dalam
lingkungan pekerjaan ke depan, saling menghormati dan menghargai antar karyawan
dalam perusahaan sangatlah penting. Respect
for People dalam konteks etikal yaitu memberikan penekanan dalam
memperlakukan manusia dengan penuh hormat sesuai dengan kearifan lokal budaya
Indonesia. Dalam dunia manajemen, dikenal istilah sumber daya manusia, yang
bersumber dari Barat.
Dalam
Seminar Pengembangan Wawasan Industri yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa
Teknik Industri UI pada tanggal 26
Februari 2011, pembicara seminar yaitu
Prof. Frans Mardi Hartanto menjelaskan konsep manajemen berpusat pada manusia.
Beliau ingin mengganti istilah tersebut dengan istilah/ konsep manusia yang
bersumber daya. Istilah yang disebut pertama cenderung memposisikan manusia
sebagai bagian dari faktor produksi atau sumber daya lain, sementara yang kedua
(manusia yang bersumber daya) lebih menempatkan manusia pada posisi terhormat
dan berpotensi dalam organisasi perusahaan. Inilah merupakan wujud dari Respect for People.
Dengan pemahaman baru ini, sudah saatnya pimpinan
perusahaan tidak memandang pekerja sebagai buruh yang dibayar. Mereka sudah
saatnya dipandang sebagai mitra kerja strategis. Sebagai mitra kerja, pekerja
merupakan ujung tombak keberlangsungan usaha.
Salah satu wujud respect for people
adalah keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan perusahaan.
Sekarang bukan hanya manajer atau direktur saja yang mempunyai kemampuan untuk
pengambilan keputusan karena bukan hanya manajer saja yang mempunyai pendapat
yang benar dalam mengambil keputusan. Menghargai perbedaan pendapat dalam
lingkungan kerja sangat diperlukan.
Jadi,
konsep Respect for People atau
menghargai manusia sangat penting diterapkan dalam lingkungan kerja.
Kepemimpinan yang ideal adalah kepemimpinan yang mengawal perilaku bisnisnya
dengan bingkai etika. Good ethic is good
business. Manajemen bisnis yang arif, aspiratif, dan etikal bukan saja
menghasilkan nilai ekonomi yang tinggi, melainkan juga dapat menghasilkan
kinerja yang bermakna bagi semua pemangku kepentingan. Konsep ini berhasil
diterapkan oleh Toyota dalam prinsip Toyota
Way yaitu respect for people yang
mendorong insan Toyota untuk menjadi good citizen, menjadi warga yang
menghormati nilai-nilai masyarakat lokal. Hal ini juga menjadi kunci
keberhasilan Perusahaan Toyota menjadi perusahaan otomotif besar di dunia.
Category Thought
MOTIVA(NA)TION: Build Nation Through Motivation
0by zidniezou
I wanna share the stories that inspire my life, that’s
my experience with my new community called KMPI (Komunitas Motivasi Pemuda Indonesia or Community of Motivational
Indonesian Youth). KMPI is a non-political youth organization and is a
gathering place for the youth Indonesia's longing for the glory of the nation.
The Attendance of KMPI be the starting point of change in youth for the glory
of the nation of Indonesia. KMPI is not yet well known among the youth of
Indonesia as a new launching on November 1, 2009 so it was not even 2 years. I
just joined this community in early 2011. It's not too long but the benefits
that I've acquired over the join this community are absolutely spectacular.
I’mm beginning to join
this community because
I followed the public speaking
program called "Bintang Revolusi (Star of the Revolution) : Motivational and Public Speaking Academy."
Bintang Revolusi
is KMPI program to create motivator, according to the name KMPI. I really want to improve
my public speaking skills. As an industrial engineer, a
good public speaking skill
is very important especially to negotiate, corporate presentations, convincing customers, etc.
Public speaking is the process of speaking to a group of people deliberately and intended to inform, influence, or entertain the listener. The main purpose of public speaking can be achieved by delivering simple information so that it can motivate people to act. Public Speaking can be a workable tool if used for purposes such as to motivate, influence, persuade, inform, translate, or just entertain. Well, here's the knowledge I acquired during the course is not just about public speaking but also the science of motivation.
In the beginning of the
Bintang Revolusi program,
I did not know
the vision of this program
in detail. However, Bintang Revolusi not only helped me to improve my
public speaking skills but also have a very noble social
goals for this
country. Bintang Revolusi is a program for youth who want to contribute to the country through
the world of motivation so that
members will be trained to
become a reliable
professional speaker. My goal was changed,
besides improving my public speaking skills,
but also be
beneficial for a young man around me through the motivation
to build the nation.
Implicitly, I learned in this program not only to be a public speaker, but
also became an agent of change through motivation
that certainly should know about public
speaking.
Consciously or
not, the revolve of history in Indonesia led
by youth and will continue so
until the nation's prosperity. Today, the condition
of youth is very ironic and worrying.
Never mind the thought of contributing to the country, thinking of themselves and their purpose in life was difficult. The backbone (young generation) of
the country are in danger of osteoporosis, the quantity that is not accompanied by the quality so it creates human resources
that have not been able to compete. Cultural shifts as well as the swift flow of information give the deterioration of the nation. Then who will be the
agents of change for Indonesia? Is the generation
of drunks, free sex offender, or the
pessimistic and apathetic
one?
KMPI
called to rebuild the country and build the character
of Indonesian youth to become a excellent
character of the potential
possessed by the youth of Indonesia. Together KMPI,
be the locomotive of character development
and potential of youth
that’s excellent, intelligent, and high achievers in
Indonesia to meet the Indonesia superpower. Empowering the potential of Indonesian youth to produce
spiritual awakening that preceded the social welfare and the establishment of self-awareness through the motivation of Indonesian youth.
One of the event
of KMPI is
motivational seminar in Jakarta, it was the
event "Bangkitlah Pemuda, Bangkitlah Indonesia!” or “Arise Youth, Arise Indonesia!" that was held successfully in
May 2011 in Bulungan Stadium,
Jakarta. The event was attended by thousands of youth. In this next July, KMPI will hold a similar event with the name "Becoming the New You." KMPI
with the majority of members are youth, collaborating together to achieve the goals
of KMPI. I am very impressed at all with
them. While other
young people out there are enjoying
their youth, they are striving to
contribute to the country.
That's the
story about my
experience that inspired
me to create a better world. We can change a better world by motivation. This starts from
ourselves and then into the environment around us especially our beloved country,
and the world. The
proverbs said that a big
changes starts from ourselves, start from
now, and start from small things. If a big
changes do not start from ourselves, then who will start?
Category Thought
Powered by Blogger.