RSS Feed

Sensing Journey KRL Jabodetabek

0

Thursday, November 10, 2011 by

Pada kelas Permodelan Sistem, kami mendapat tugas menarik sekaligus menantang, yaitu memodelkan sistem perkeretaapian Jadebotabek dan mensimulasikannya menggunakan software Promodel. Sebelum memodelkannya ke dalam komputer, mahasiswa diminta untuk melakukan "Sensing Journey" yang bertujuan agar mahasiswa dapat mengamati dan mengetahui kondisi umum KRL saat ini. Sensing Journey ini dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2011. Kelompok kami berkumpul di Stasiun UI Pukul 13.00 siang untuk memulai perjalanan.


Langkah pertama yang dilakukan adalah membeli tiket KRL Commuter Line AC Stasiun UI Depok – Stasiun Jakarta Kota, kemudian, kami menunggu kereta tiba. Setibanya kereta, kami segera naik dan berangkat dari Stasiun UI pukul 13.10. Meskipun kami bepergian di jam lengang, kami tetap harus berdiri dan berdesakan. Sepanjang perjalanan, kelompok kami mengamati dan mendokumentasikan keadaan sekililing.



Tiba di Stasiun Kota, kelompok kami kemudian kembali mengamati dan berkeliling. Selanjutnya, kelompok kami mendatangi kantor Wakil Kepala Stasiun Jakarta Kota dan berbincang-bincang dan melakukan wawancara singkat dengan Bapak R. Bagus Sucahyo. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Bapak R. Bagus Sucahyo:

Q: Apa peranan Stasiun Jakarta Kota dalam perkeretaapian di Pulau Jawa?
A: Stasiun Jakarta Kota merupakan stasiun keberangkatan, transit, dan kepulangan beberapa jenis kereta, baik kereta dalam kota (KRL) maupun kereta luar kota. Stasiun Jakarta Kota juga merupakan tempat maintenance (perawatan) sehari-hari kereta api komersial, khusunya untuk kereta luar kota. Kantor Pusat PT. Kereta Api Indonesia (PT KAI) terdapat di Bandung dan untuk KRL Commuter Line diatur oleh PT Kereta Commuter Jakarta (KCJ) yang berada di Stasiun Juanda, Jakarta.

Q: Sistem apa yang digunakan oleh PT. KAI dalam mengatur penjadwalan kereta api?
A: Penjadwalan kereta api diatur dengan sistem Grafik Perjalanan Kereta Api. Grafik ini berisi tentang jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api. Grafik ini merupakan grafik tahunan, namun bersifat dinamis artinya dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku saat itu. Pola Grafik Perjalanan Kereta Api bergantung pada pemakaian dan kepadatang penumpang.
Q: Bagaimana pengaturan prioritas jalur kereta Jabodetabek?

A: Kereta yang diproritaskan adalah KA komersial luar kota, dimulai dari kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi, kemudian baru kereta dalam kota (KRL).
Setelah tahap wawancara, kelompok kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Stasiun UI Depok. Kami meninggalkan Stasiun Jakarta Kota pada pukul 15.10. Setelah itu kelompok kami turun di Stasiun Gambir dan melakukan pengamatan pada kondisi umum di dalam Stasiun tersebut (namun tidak keluar dari stasiunnya). Kami pun melanjutkan kembali perjalanan pada pukul 15.36. Kami melanjutkan perjalanan sampai ke Stasiun Manggarai dan tidak keluar dari stasiunnya. Kami juga mengamati keadaan di Stasiun Manggarai dan melanjutkan kembali perjalanan pada pukul 16.20 ke Stasiun UI Depok. Kami tiba di Stasiun UI Depok pada pukul 16.45 dan sensing journey hari ini pun akhirnya selesai.


Berikut ini adalah masalah-masalah yang ditemukan selama sensing journey:
  • Di stasiun UI tidak ada yang memeriksa karcis sebelum masuk ke KRL di pintu masuk
  • Petugas baru datang memeriksa tiket setelah melewati stasiun Tebet
  • Penumpang yang berdiri di dalam KRL tidak semuanya dapat berpegangan di pegangan hand-held karena jumlah pegangan tersebut tidak cukup sehingga keseimbangan tubuh tidak terjaga dan nyaris jatuh.
  • Di stasiun besar tidak ada pemberitahuan dalam kereta (lewat pengeras suara)
  • Setelah sampai Stasiun Kota, tidak jelas penunjuk arahnya (arah keluar dll), padahal jalur di Stasiun Kota berjumlah 12 jalur
  • Di Stasiun Manggarai, tidak ada sign/pemberitahuan, kereta apa di jalur berapa. Hal ini terlihat pada penumpang yang menunggu di peron jalur 5, padahal keretanya dateng di jalur 1. Jadi, mereka saat kereta di jalur 1 datang, penumpang berlarian dari peron jalur 5 ke jalur 1 dan jaraknya juga cukup jauh.
  • Hal ini berbeda di stasiun Gambir, yang memiliki keterangan (papan sign) kereta apa di jalur berapa. Intinya, sistem tiap stasiun dan kereta berbeda-beda, masih tidak sama dan tidak konsisten.



Leave a Reply

Powered by Blogger.